Senin, Juli 13, 2009

Penyapu Jalanan...

Jika Allah mentakdirkan kamu menjadi seorang penyapu jalanan, maka menyapulah seperti :

Mozart menggubah musik,

Picasso melukis mahakaryanya,

Shakespare menulis puisi,

Romeo mencintai Juliet

Albert Einstein menciptakan rumus2

Inonk mencintai Eti...


Makna yang bisa diambil :
Jika kamu menjadi apapun di muka bumi ini, maka berbuatlah yang terbaik dari dirimu. Totalitas dari semua hasil kerjamu, maka inti dari semua itu adalah belajar mencintai dan buah dari semua itu "orang modern" mengatakannya sebagai "profesionalisme"...

Maka tidak ada lagi orang yg setengah hati dalam bertindak...sehingga memberi sebanyak apapun dari semua kemampuanmu akan mengembalikan berpuluh kali dari apa yang kamu harapkan...

Rabu, Juli 08, 2009

Jogja Never ending story...

Hmm... Sudah cukup lama aku meninggalkan Jogja, kota terindah dalam hidupku. Beruntunglah bagi yang pernah mencicipi ramahnya kota Jogja, indah penuh keberagaman kota Jogja dan cerita yang takkan pernah berakhir dan tak habis untuk di ceritakan hingga tutup usia... apakah sebegitu dasyatnya kah?? mhmm..ya bagiku! itu jawabanku.. Kota dimana masamuda dengan darah mendidih ini diredam dengan senyumman Jogja.

Hampir setiap bangun tidurku dipagi hari menjelang berangkat beraktivitas dengan rutinitas yang segudang selalu terngiang Jogja dipikiranku, seperti pemutaran video dokumenter dikepalaku menjelajah setiap menit demi menit dalam perjalananku di Jogja, hingga jalanan aspal yang kulalui, sudut2 lorong penuh orang menyapa dan mbok2 berbaju batik "kemben" terekam dalam ingatanku..

Selasa, April 07, 2009

Bad Campaign

Wuahh..nggak kerasa besok pemilu 2009. Para warga berbondong2 contreng partai dan caleg2 yang dipilihnya. Bagi yang memilih silakan mengantri untuk memilih dan bagi yang Golput silakan berdiam dirumah masing-masing atau liburan bersama teman dan keluarga.

Disisi lain Pihak RS. Jiwa bersiap-siap untuk memberikan ruang kosong yang banyak untuk kamar-kamar pasien RSJ mereka. Na'asnya ada sekitar ribuan caleg yang mempertaruhkan segala harta dan segalanya untuk menduduki kursi DRPRI & DPRD yang hanya sekitar ratusan kursi yang tersedia. Siap-siap aja pada stres semua, bayangin aja yang gak pernah masuk dunia politik yang keras penuh koalisi dan saling sikut merebut posisi dan kekuasaan, memaksa masuk. Di kiranya caleg itu adalah lahan basah untuk mejajal rejeki yang lebih baik.

Lihat aja spanduk-spanduk partai dan caleg-caleg yang gak mengerti etika berdesain yang baik dan benar. Kalo kamu pengen liat betapa bobroknya kualitas kampanye bangsa ini, coba masuk ke sini janganbikinmalu2009 disana kamu bisa liat betapa banyaknya sampah desain yang gak  beretika dimana2. Poto caleg di sandingkan dengan poto spiderman. Kepala caleg di edit dengan berbadan superman, caleg di satukan dengan david beckham dalam balihonya.. betapa malunya dan ketawa terbahak-bahak melihat kelakuan para caleg-caleg itu.

Damn...kalo udah gini budaya berpolitik macam mana ini??? Udah melanggar hak cipta untuk seorang tokoh publik. Di Amerika aja untuk menyewa seorang pemain bola profesional seperti david beckham perusahaan melakukan kontrak bernilai jutaan dollar dengan manajemen sang artis/pemain bola/public figure. Nah, disini diruang publik terdapat salah satu caleg secara terang2an memasang poto david beckham disandingkan dengannya tanpa merasa bersalah dan seenak perutnya menampilkannya dalam baliho yang besar. Sungguh pembenaran atas kesalahan sudah banyak terjadi dimasyarakat kita ini.

Wah semakin gawat aja nasib bangsaku ini...

Senin, April 06, 2009

Memberi Kepada Yang Kecil

Berbagai penelitian mengatakan bahwa sistem pendidikan kita di Indonesia sejak SD sampai S1 tanpa disadari membuat kita melatih diri untuk selalu bersaing dengan orang lain atau berkompetisi.  Hal ini akan menjadikan kita manusia egois atau lebih mementingkan diri sendiri.

Hal ini akan tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari baik di rumah, diperusahaan ataupun di kehidupan sosial bermasyarakat.  Pertanyaan yang sering muncul di benak kita adalah: "Apa yang bisa saya dapatkan dari kegiatan ini ?" Padahal hukum alam mengajarkan bahwa: Kita akan menuai apa yang kita tanam. Kita tanam jagung, kita menuai jagung. Kita tanam kebaikan, kita menuai kebaikan.  Kita memberi kebaikan, kita menerima kebaikan.  Kita memberi pujian, kita menerima persahabatan. Namun sebagai manusia dewasa, tidaklah bijaksana jika kita hanya menyalahkan sistem pendidikan kita. Toh, hal tersebut sudah berlalu. Yang jauh lebih penting adalah merubah cara pikir ke "Apa yang harus kulakukan di masa mendatang?"  Mengutip kalimat bijak dari para filosof kuno: Jauh lebih baik  kita menyalakan lilin dari pada memaki kegelapan.

Langkah selanjutnya ? Coba latihan berikut:

1. Tukarkan budget dana sosial ke mata uang yang lebih kecil, misalnya budget Anda untuk sekali sumbang ke institusi sosial adalah Rp. 100.000,- Tukarkan ke mata uang Rp. 10.000,- sebanyak 10 lembar. Jadi jika dengan mata uang Rp. 100.000,- Anda hanya melakukan sekali sumbangan, maka sekarang dengan mata uang Rp. 10.000,- Anda harus melakukan 10 kali kegiatan menyumbang.

2. Bagikan uang Rp. 10.000,- tadi ke 10 orang yang Anda rasa mereka SANGAT memerlukannya, misalnya: - Pembantu atau Sopir Anda - Tukang parkir - Tukang semir sepatu - Tip saat makan di restoran  - Pengamen di lampu merah - Office Boy di kantor - Tukang Taksi, Bajaj atau Ojek  - Atau siapa saja yang Anda ingin berikan

3. Perhatikan kegembiraan wajah mereka saat menerima uang 'kaget' Anda tersebut, sungguh suatu suasana yang membuat hati kita menjadi terharu. Sungguh hidup ini menjadi berguna rasanya... Dan janganlah kaget kalau suatu saat Anda akan menerima suatu "rejeki" yang sangat berlimpah!

Buktikan sendiri...

Jangan Takut Dibilang "Gila"..!

Unsur kreatif diperlukan dalam proses berpikir untuk menyelesaikan masalah. Semakin kreatif seseorang, semakin banyak alternatif penyelesaiannya.

Berpikir merupakan instrumen psikis paling penting. Dengan berpikir, kita dapat lebih mudah mengatasi berbagai masalah dalam hidup.

Dalam proses mengatasi suatu masalah, kita sering berpikir dengan cara berbeda-beda. Para psikolog dan ahli logika mengenal beberapa cara berpikir. Namun, tidak semua efektif bagi proses pemecahan masalah. Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu, seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah.

Bukan Jiplakan
Menurut J.C. Coleman dan C.L. Hammen (1974), berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru –dalam konsep, pengertian, penemuan, karya seni.

Sedangkan D.W Mckinnon (1962), menyatakan selain menghasilkan sesuatu yang baru, seseorang baru bisa dikatakan berpikir secara kreatif apabila memenuhi dua persyaratan.

Pertama, sesuatu yang dihasilkannya harus dapat memecahkan persoalan secara realistis. Misalnya, untuk mengatasi kemacetan di ibukota, bisa saja seorang walikota mempunyai gagasan untuk membuat jalan raya di bawah tanah. Memang, gagasan baru, tetapi untuk ukuran Indonesia solusi itu tidak realistis. Dalam kasus itu, sang walikota belum dapat dikatakan berpikir secara kreatif.

Kedua, hasil pemikirannya harus merupakan upaya mempertahankan suatu pengertian atau pengetahuan yang murni. Dengan kata lain, pemikirannya harus murni berasal dari pengetahuan atau pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau tiruan. Misalnya, seorang perancang busana mampu menciptakan rancangan yang unik dan mempesona. Perancang itu dapat disebut kreatif kalau rancangannya memang murni idenya, bukan mencuri karya atau gagasan orang lain.

Menurut ahli lain, Dr. Jalaludin Rakhmat (1980), untuk bisa berpikir secara kreatif, si pemikir sebaiknya berpikir analogis. Jadi, proses berpikirnya dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal lain yang sudah dipahami. Kalau menurut pemahaman si pemikir, kesuksesan adalah keberhasilan mencapai suatu tujuan, maka saat ia berpikir tentang kesuksesan, ciri-ciri berupa "berhasil mencapai tujuan", menjadi unsur yang dipertimbangkan.

Misalnya, seseorang dikatakan sukses bila ia dengan bekerja keras telah berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Tanpa tujuan yang jelas, sulit bagi seseorang untuk bisa sukses. Namun, karena setiap orang mempunyai tujuan berbeda, maka standar kesuksesan setiap orang pun berbeda.

Disamping berpikir secara analogis, untuk berpikir secara kreatif, si pemikir juga harus mengoptimalkan imajinasinya untuk mereka-reka berbagai hubungan dalam suatu masalah. Dengan ketajaman imajinasi, kita dapat melihat hubungan ynag mungkin tidak terlihat oleh orang lain. Contohnya, Einstein melihat hubungan antara energi, kecepatan, dan massa suatu benda. Newton, melihat hubungan antara apel jatuh dan gaya tarik Bumi. Seorang pemuda Indonesia, Baruno melihat hubungan antara keahliannya membuat kerajinan tangan dengan enceng gondok, sandal, dan uang.

Lima Tahap Berpikir

Agar mampu berpikir secara kreatif, pikiran harus dioptimalkan pada setiap tahap yang dilalui. Lima tahap pemikiran itu ialah orientasi, preparasi, inkubasi, iluminasi, dan verivikasi.

Pada tahap orientasi masalah, si pemikir merumuskan masalah dan mengidentifikasi aspek-aspek masalah tersebut. Dalam prosesnya, si pemikir mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang tengah dipikirkan.

Pada tahap selanjutnya, preparasi, pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah tersebut. Kemudian, informasi itu diproses secara analogis untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi. Si pemikir harus benar-benar mengoptimalkan pikirannya untuk mencari pemecahan masalah melalui hubungan antara inti permasalahan, aspek masalah, serta informasi yang dimiliki.

Pada tahap inkubasi, ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan pikiran beristirahat sebentar. Sementara itu, pikiran bawah sadar kita akan terus bekerja secara otomatis mencari pemecahan masalah. Proses inkubasi yang tengah berlangsung itu akan sangat tergatung pada informasi yang diserap oleh pikiran. Semakin banyak informasi, akan semakin banyak bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses inkubasi.

Pada proses keempat, yakni iluminasi, proses inkubasi berakhir, karena si pemikir mulai mendapatkan ilham serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah. Pada tahap ini, sebaiknya diupayakan untuk memperjelas pengertian yang muncul. Di sini daya imajinasi si pemikir akan memudahkan upaya itu.

Pada tahap terakhir, yakni verifikasi, si pemikir harus menguji dan menilai secara kritis solusi yang diajukan pada tahap iluminasi. Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan masalah, si pemikir sebaiknya kembali mengulang kelima tahap itu, untuk mencari ilham baru yang lebih tepat.

Gagasan luar biasa
Coleman & Hammen mengungkapkan, ada tiga faktor yang secara umum dapat ikut menunjang cara berpikir kreatif.

Pertama, kemampuan kognitif. Seseorang harus mempunyai kecerdasan tinggi. Ia harus pula secara terus menerus mengembangkan intelektualitasnya.

Kedua, sikap terbuka. Cara berpikir kreatif akan tumbuh apabila seseorang bersikap terbuka pada stimulus internal dan eksternal. Sikap terbuka dapat dikembangkan dengan memperluas minat dan wawasan.

Ketiga, sikap bebas, otonom dan percaya diri. Berpikir secara kreatif membutuhkan kebebasan dalam berpikir dan berekspresi. Juga memerlukan kemandirian berpikir, tidak terikat pada otoritas, dan konvensi sosial yang ada. Yang terpenting, ia percaya pada kemampuan dirinya.

Seseorang yang mempunyai tingkat kreativitas tinggi, acap kali menghasilkan pemikiran atau gagasan luar biasa, aneh, terkadang dianggap tidak rasional. Bahkan, karena keluarbiasaan itu, tidak sedikit orang kreatif dianggap "gila".

Menurut Jalal, ada kesamaan antara orang kreatif dengan orang gila, karena cara berpikirnya tidak konvensional. Bedanya, orang kreatif mampu melakukan loncatan pemikiran yang menimbulkan pencerahan atau pemecahan masaah. Sementara, orang gila tidak mampu melakukannya.

Dikutip dari : (Ary Santosa Yudha, di Bandung/Intisari no 475- Februari 2003)

Minggu, April 05, 2009

Mengetahui Penyebab Migrain

Saya sebetulnya sedang ingin mengetahui apa saja penyebab migrain yang seringkali mendatangi. Saya kira migrain dapat dialami oleh siapa pun di segala usia. Gejala paling mudah adalah rasa nyeri atau sakit kepala sebelah khususnya di sekitar dahi, pelipis, atau mata. Kadang-kadang leher terasa sangat berat.

Pengalaman saya, tanda-tanda migrain biasanya mulai terasa menjelang tengah siang dan akan terasa semakin nyeri menjelang petang hari sampai malam hari. Setelah melewati tidur malam, migrain akan hilang dengan sendirinya. Saya hampir tidak pernah meminum obat pereda sakit kepala, paling-paling saya oleskan minyak kapak atau axe oil di sekitar bagian kepala atau leher yang terasa sakit.

Bagaimana pun, migrain bisa mengganggu aktifitas bekerja dan dapat menurunkan produktivitas bekerja atau membuat emosi menjadi labil. Nah, saya kira sangat baik untuk mengetahui apa saja penyebab migrain yang seringkali menghampiri dan kemudian menjauhi penyebabnya.

Dalam perhatian saya, ada beberapa kebiasaan kurang baik yang membuat saya didatangi migrain.

1. Tidak Sarapan Pagi
Buat saya, ini sepertinya penyebab utama migrain yang seringkali mendatangi. Bahkan minum segelas susu atau makan roti di pagi hari pun belumlah cukup untuk mengusir datangnya migrain. Kebiasaan saya harus makan nasi meskipun sedikit.

2. Terlambat Makan Siang
Saya kurang tahu apakah tubuh saya ini tergolong manja ya. Bahkan terlambat makan siang saja, migrain bisa jadi mendatangi. Dalam kebiasaan saya, jam makan siang adalah antara jam 11.30–12.30. Repotnya kalau sedang mengikuti seminar atau rapat yang lewat jam tersebut, wah .. siap-siap dech menghadapi serangan migrain. Kuncinya makan harus teratur ya.

3. Kurang Tidur dan Istirahat
Saya perhatikan jika saya kurang tidur, aktifitas di hari berikutnya bisa jadi direcokin oleh migrain. Bahkan ketika harus segera menyelesaikan program doktoral, saya harus mengatur waktu sedemikian hingga saya tidak harus bergadang dan cukup istirahat.

4.  Kurang Olahraga
Rasanya baru menginjak usia kepala tiga tapi koq untuk berolahraga rasanya malas sekali ya. Beda sekali dengan beberapa tahun lalu, saya senang sekali berolahraga mulai jogging rutin dan maen bola volley. Bisa jadi ini salah satu kebiasaan yang membuat migrain acapkali mendatangi. Semoga saya mendapatkan kembali semangat untuk berolah raga. Koleksi raket bulutangkis, bola volley, tali skipping, dan perlengkapan renang rasanya sudah lama sekali tidak pernah disentuh.

5. Menyantap Makanan/Minuman Dingin
Wah, padahal yang namanya es krim, jus buah, atau minuman serba dingin lainnya sangat menggoda untuk disantap. Saya perhatikan setiap kali menyantap makanan dingin, bukannya nikmat yang didapatkan tapi bisa jadi migrain yang didapatkan. Mulai sekarang saya mengurangi bahkan sering menghindari minuman serba dingin.

6. Kelamaan Menatap Monitor Komputer
Saya kira kelamaan menatap monitor komputer bisa jadi menyebabkan munculnya migrain. Lebih dari 5 tahun terakhir ini dalam aktifitas pekerjaan sehari-hari, saya menggunakan monitor LCD dan laptop. Sehingga tidak hanya monitor CRT saja, barangkali monitor LCD dapat juga menyebabkan munculnya migrain.

7. Minum Teh (Kopi) Setiap Hari
Saya tidak tahu pasti apa ada hubungannya minum dua gelas teh manis setiap hari dapat memicu munculnya migrain. Siang dan sore saya rutin meminum teh tubruk manis. Kopi, hem .. sering tapi tidak setiap hari. Agh, saya harus memperhatikan kebiasaan ini apakah ada pengaruh migrain dengan kebiasaan minum teh atau kopi.

8. Menempuh Perjalanan Panjang
Saya perhatikan beberapa kali tugas luar kota koq membuat saya didatangi migrain ya. Apakah karena perjalanan panjang yang harus saya tempuh ataukah karena beberapa penyebab yang saya tulis sebelumnya. Perjalanan antar pulau juga sering kali membuat migrain. Kalau ini rasanya tidak akan kapok dech, karena saya suka sekali bepergian.

Kaya dan Cukup

Apapun keadaan kita maka kita harus merasa KAYA dan CUKUP.

Pernyataan ini baik sekali untuk ditempatkan pada konteks "bahagia menikmati hidup". Dan tentu tidak harus kaya material dulu.

Nah sekarang pertanyaannya bagaiman kita bisa  " bahagia menikmati hidup " dan sekaligus " kaya material " ?.

Untuk masalah "bahagia menikmati hidup", temen saya pernah ngasih tahu caranya dengan menghindari lima hal yang sering menyebabkan kita tak bahagia menikmati hidup :

Pertama,
Adanya keyakinan bahwa Anda tidak akan bahagia tanpa memiliki hal-hal yang Anda pandang bernilai. Anda sudah memiliki pekerjaan tetap dan tingkat kehidupan yang lumayan, tapi Anda masih merasa kurang.

Anda merasa akan berbahagia bila memiliki uang lebih banyak, rumah lebih besar, mobil lebih bagus, dan sebagainya.

Pikiran Anda dipenuhi oleh benda-benda yang Anda kira dapat membahagiakan Anda. Padahal, Anda tidak bahagia karena lebih memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang tidak Anda miliki, dan bukannya pada apa yang Anda miliki sekarang.

Kedua,
Anda percaya bahwa kebahagiaan akan datang bila Anda berhasil mengubah situasi dan orang-orang di sekitar Anda. Anda tak bahagia karena pasangan, anak, tetangga, dan atasan Anda tidak memperlakukan Anda dengan baik.

Kepercayaan ini salah. Anda perlu menyadari bahwa amat sulit mengubah orang lain. Bukannya berarti Anda harus menyerah, silakan terus berusaha mengubah orang lain. Namun, jangan tempatkan kebahagiaan Anda di sana. Jangan biarkan lingkungan dan orang-orang di sekitar Anda membuat Anda tak bahagia. Kalau Anda tak dapat mengubah mereka, yang perlu Anda ubah adalah diri Anda sendiri, paradigma Anda.

Ketiga,
Keyakinan bahwa Anda akan bahagia kalau semua keinginan Anda terpenuhi. Padahal, keinginan itulah yang membuat kita tegang, frustrasi, cemas, gelisah dan takut. Terpenuhinya keinginan Anda paling-paling hanya membawa kesenangan dan kegembiraan sesaat. Itu tak sama dengan kebahagiaan.

Keempat,
Anda tak bahagia karena cenderung membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain. Saya pernah bertemu eksekutif yang berkali-kali pindah kerja hanya karena kawan akrabnya semasa kuliah dulu memperoleh penghasilan lebih besar dari dirinya. Karena itu, setiap ada tawaran kerja, yang dilihat adalah apakah ia dapat mengungguli atau paling tidak menyamai penghasilan.

kawannya. Ia bahkan tak peduli bila harus berganti karier dan pindah ke bidang lain. Sampai suatu saat ia menyadari bahwa tak ada gunanya "mengejar" sahabat karibnya. Sejak itulah ia mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minatnya sendiri. Ia kini bahagia dengan pekerjaannya dan tak pernah ingin tahu lagi penghasilan sahabatnya.

Kelima,
Anda percaya bahwa kebahagiaan ada di masa depan. Anda terlalu terobsesi pepatah "bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian". Kapan Anda bahagia? "Nanti, kalau sudah jadi manajer," kata Anda. Persoalannya, saat menjadi manajer, Anda tambah sibuk, waktu Anda tambah sempit. "Saya akan bahagia nanti, kalau sudah menjadi direktur atau dirjen, gubernur, menteri, presiden." Nah, daftar tunggu ini masih dapat terus diperpanjang. Namun, Anda tak juga bahagia. Kalau demikian yang terjadi adalah, "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang entah kapan." Kebahagiaan telah Anda letakkan di tempat yang jauh. Padahal, sebenarnya kebahagiaan berada sangat dekat dan dapat Anda nikmati di sini, sekarang juga!

Selasa, Maret 03, 2009

Nasib pendidikan bangsaku!

Kalo kita lihat wajah pendidikan indonesia betapa berantakannya dan carut-marutnya dunia pendidikan kita. Begitu banyak orang bodoh di negeri ini hanya karena tidak sanggup sekolah atau justru begitu banyaknya orang pintar yang tersiakan karena tidak dihargai karena tidak punya status pendidikan yang sesuai dengan criteria yang ada.

Hati ini nangis rasanya. Dalam hati ini pengen banget aku jadi orang kayak dan aku pasti berjuang untuk kaya demia menyekolahkan mereka yang gak mampu.

Kita lihat ajalah orang2 di atas, pemerintahan, birokrasi. Semua dipenuhi orang2 haus darah, darah rakyat kecil pula. Menipu dan korpusi, semua karena pendidikan mereka terumata moralnya bobrok. bayangkan jika penerus bangsa ini jadi kayak begini. Siapa yang mau nerusin. Jadi inget katak2 Almarhum Sophan Sopyan. Beliau mundur dari kancah politik karena didalam terlalu busuk.

Sangat ironis kalo kancah politik dijadikan ajang lapak dagang kayak pedagang cabe ato pedagang babi di pasar. Semua dinilai dengan uang dan di nilai dengan balik modal.

Justru penerusnya malah gak berpendidikan. Dimana support bangsa berada kalo bangsa miskin apalagi pendidikan bobrok kayak sekarang ini. Kata orang bijak justru pondasi bangsa yang utama adalah pendidikan. Apa presiden gak mikir pendidikan adalah pondasi bangsa ya?? parah banget kalo gitu. Justru karena pendidikan orang2 bisa ke Bulan jadi astronot ato bahkan bikin gedung tinggi. Semua karena pendidikan.

dilemanya kalo mau yang pendidikan bagus, maka taruhannya adalah mahal. Siapa yang tahan amu sekolah pendidikan setinggi langit biayanya...Makanya ortu pada gak sekolahin anak2 mereka. Memang dilema juga sih...

Padahal kenapa harus mahal. Dengan adanya internet jaman sekarang ini, maka pendidikan bisa di tepis. Semua serba ada di internet mulai dari soal2 ujian hingga cara merakit komputer semua bisa di dapat dari internet. jendela dunia ada di jarimu..

Sebisa mungkin jika kamu bisa internet, maka ajarilah anak2 dan generasimu untuk belajar apapun didunia tanpa biaya mahal. Dengan internet semua biaya pendidikan bisa di pangkas lebih banyak dan kemampuan generasi bangsa bisa lebih dasyat.. Jangan siakan fasilitas murah ini.

Belum lai orang2 kayak kalo mau menyekolahkan anak2 mereka malah ke negeri tetangga Malaysia, Singapura, Australia...Wah celakanya jiwa nasionalis mereka akan luntur bahkan akhlak keagamaan akan luntur. memang pendidikan bisa maju, tapi mental yang dibangunnya dan justru akhlak yang baik gak tergali disana. Malah diajarin gimana menjadi kapitalis sejati..

Sangat ironis dan dilema sekali yaah...!!

Jenjang dan kualitas pendidikan di Indonesia dan negara tetangga hampir sama bahkan ada yang sama, tapi justru pemerintah gak bisa berbuat apa2, akhirnya dengan kualitas yang sama malah di negeri kita biayanya lebih mahal daripada di negara tetangga. Apa gak gila tuh!!

Akhirnya semua aset bangsa kabur ke luar semua...dan yang tersisa hanya rongsokan badan2 renta, kurus dan bodoh....

Nasib bangsaku...!!!
Wajah pendidikanku..!!!