Selasa, November 23, 2010

Seputar Distro

Pakaian yang ada di distro merupakan hasil karya anakmuda Indonesia sendiri. Kalo jadi anakmuda yang berkarya sehebat itu, tidak hanya mendapatkan duit, tapi bangga dalam diri bahwa masih semuda itu udah bisa menghasilkan karya yang dihargai orang2 atau bahkan temen sendiri tentunya dan gak kalah dengan hasil pabrik garment. Aku udah 3 tahun bergelut di dunia distro ini. Awalnya sih iseng-iseng suka desain grafis di CorelDraw, ujung-ujungnya mengalihkan ke bisnis. Gimana caranya hobby mendesainku yang gak seberapa ini bisa menghasilkan uang dan akupun senang. Akhirnya ide usaha clothing jalan. Alhasil dengan modal 3 juta minjem ma bokap, aku nekat keliling menjajaki kota Jogja yang hiruk pikuk. Eits jangan salah, memang awal mula distro muncul di dataran Tanah Sunda, tapi Jogja sekarang gak kalah menelurkan banyak clothing industries yang gak kalah hebatnya dan pasarnya diterima dengan baik. Ada seorang temen dari Bandung mengatakan desian anak2 clothing distro Jogja gak kalah dengan Bandung, punya karakter sendiri tapi tetep “menjual” kok…mantap itu…

Ohya, ada banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam bisnis clothing industry atau distro. Biasanya berawal dari temen2, beberapa temen yang kongsian bikin usaha atau gak sendirian (indie) untuk memulai usaha distro. Kalo kamu seorang yang memulai usaha clothing, maka perhatikan jenis bahan, kualitas bahan, harga produksi, tempat sablon dan ketepatan waktu. Kadang tuh bermasalah di waktu atau jadwal produksi. Desain yang udah mantep juga itu kadang berakibat fatal kalo tukang sablonnya gak professional dalam hal mencampur warna atau membuat film sablonan. Makanya biasanya anak2 clothing itu sering banget keliling kota mencari info2 perkembangan atau trik baru dalam dunia clothing itu. Disitulah gunanya komunitas yang udah dibangun yang dari hanya sekedar temen sekelas, temen sekampus atau temen2 Band bisa dijadikan sumber informasi atau juga sumber pendapatan (dijualin ma mereka maksudnye).

Distro merupakan sebuah anonim dari kata “Distribution Store” yang dapat diartikan sebagai tempat distribusi. Secara harfiah, distro dapat diartikan sebagai suatu tempat atau toko untuk menyalurkan produk-produk local kepada konsumen. Merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik jika dicermati bahwa dengan macam dan ragam jenis produknya saat ini distro ternyata telah menjadi suatu alternative tempat bagi anak muda untuk memenuhi kebutuhan akan fashion maupun untuk mendapatkan barang-barang lokal yang menarik serta dengan jumlah yang terbatas.

Barang-barang yang dipajang di distro merupakan hasil produksi dari clothing company (garment) dan perusahaan lokal yang terdiri dari pakaian, kaset band lokal, merchandise, buku, tas, sepatu, sandal dan accessories lainnya.

Setelah tahu trend distro ini berkembang pesat, Aku pun menjajal kemampuan mendesainku untuk ku realisasikan ke media nyata. Akhirnya setelah bergelut beberapa lama, aku bisa juga mendirikan usaha clothing dengan modal pas-pasan waktu itu. Alhasil lumayan bagus prospeknya, tapi semakin hari semakin banyak bermunculan distro-distro dan clothing merk baru dengan berbagai macam label dan tema yang disandangnya..

Aku rasa bisnis distro ataupun clothing ini gak kan pernah ada habisnya. Sebuah penciptaan baru yang membuka peluang bagi sapa aja yang mau serius menggelutinya. Sekian banyak ilmu di dapat dari distro ini dan gak semua orang memiliki ilmu distro itu, mulai dari produksi, pemasaran, hingga komunitas yang tentu aja harus dipahami dalam hitungan tahunan.

1 komentar:

imron deha mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.